Monday, August 17, 2009

Prolog

Yara baru saja membuat pengakuan dosa kepada Tuhan. Kemudian memohon ini dan itu supaya kehidupannya membawa manfaat bagi setiap orang, terutama orang-orang yang ia sayang, termasuk dirinya sendiri.

Seketika itu juga dirinya merasa seperti mendapatkan petunjuk dan jawaban dari doa-doa yang diucapkannya tadi. Ia bermimpi hal aneh yang tidak pernah dibayangkan olehnya sedetikpun sebelumnya. Ia terbangun dengan nafas terengah dan takjub menyaksikan serpihan kaca dan kayu di lantai samping tempat tidurnya. Entah bagaimana bingkai foto itu bisa terjatuh dan hancur. "Mungkin aku terlalu heboh tadi", pikirnya. Ia berusaha santai, walau hatinya masih bertanya-tanya tentang maksud dari mimpi itu. Bertanya-tanya apakah mimpi itu memang petunjuk untuknya. Bertanya-tanya apakah mimpi itu jawaban dari doanya selama ini. Atau hanya sekedar bunga tidur yang tidak berarti apa-apa.

Semenit kemudian, sambil menghirup segelas susu hangat, ia sadar terlalu banyak spekulasi yang sudah dibuatnya. Dan itu sama sekali tidak berguna baginya, malahan membuatanya jadi tambah pusing. Akhirnya ia memutuskan untuk menjalani aktivitas paginya seperti biasa. Jogging keliling komplek rumah ditemani Arlo, anjing mungilnya. Setelah itu masih banyak hal penting yang harus dilakukannya, mengurus keperluan kelulusannya. Itu hal yang tidak mudah baginya. Ia sudah tidak sanggup lagi melihat satu per satu teman kuliahnya lulus sedangkan ia masih berada di titik nol.

"Yara, hari ini kamu mau kemana aja rencananya?", tanya mama sambil menyodorkan sepiring nasi goreng kepada gadis yang selalu dianggapnya masih kecil itu.
"Paling dirumah kok mam. Mau ngerjain proposal nih ngga beres-beres.". Gadis itu tahu betul watak mamanya yang hanya bertanya jadwalnya kalau beliau ingin diantar pergi entah kemana olehnya. Mama Yara sudah dua kali kursus setir mobil tapi hasilnya selalu gagal.
"Oh.. Tolong anter mama sebentar ya sayang.".
Yara tersenym dalam hati karena seperti biasa dugaannya benar. "Oke, Yara mau lari dulu ya sebentar. Nih mam, nasi gorengnya simpenin aja dulu. Kalau udah lari baru Yara makan. Okay.. ARLOOO... Ayo kita let's go.. Pergi ya mam..".