Sunday, June 30, 2013

19 Weeks: "Aktif banget anaknya, Bu.." kata Sang Dokter Kandungan.

Sejak usia kehamilan (UK) memasuki 16 minggu, saya sudah merasakan gerakan-gerakan kecil di perut saya. Kalau kata dokter sih, pada kehamilan pertama gerakan bayi biasanya baru terasa setelah UK minimal 5 bulan atau 20 minggu. Lain dengan kehamilan kedua atau seterusnya, dimana gerakan sudah mulai terasa sejak UK sekitar 4 bulanan, yang dikarenakan dinding rahim sang ibu yang menjadi lebih peka setelah kehamilan pertama.

Kemarin saya mengunjungi dokter kandungan 'langganan' saya, dr. Tony Rumbayan, Sp.OG di RS Siloam Manado. Sedikit tentang sang dokter, orangnya asik banget! Penjelasan beliau sangat rinci dan mudah dimengerti oleh saya dan suami. Ditambah lagi, di akhir sesi konsultasi beliau selalu memberi pesan, "Kalau ada apa-apa jangan lupa BBM saya ya. Tanya. Jangan sungkan.". Memang saat sesi pertama konsultasi, beliau memberikan kartu nama pribadinya yang isinya lengkap: ada beberapa alamat praktik, beberapa nomor telepon yang bisa dihubungi dan pin BBM (Blackberry Messenger).

Sesi konsultasi kali ini seperti biasa dokter melihat kondisi janin saya melalui USG. Pemeriksaan USGnya pun cukup lengkap, dari mulai USG 2 dimensi, 3 dimensi, sampai 4 dimensi. Beliau mengukur besar tengkorak, berat janin, mengecek keadaan organ-organ, serta mengukur panjang head to rump janin (panjang janin belum dapat diketahui secara pasti karena posisi janin yang menekuk kakinya). Saat mengukur-ukur itu dokter agak kesulitan, soalnya bayi saya nggak mau diem. :D Lucu ya... Dia gerak terus, pecicilan. Hehehe... Dan saat dilakukan USG 4 dimensi, ditemukan lilitan tali pusat pada lehernya.

Saya sempat khawatir karena banyaknya cerita kurang baik mengenai lilitan tali pusat pada bayi. Tapi menurut dokter hal ini normal, karena bayi saya aktif, dan saat ini baru trimester ke-2. Masih banyak kemungkinan untuknya melepaskan lilitan tersebut. Dan ternyata, menurut dokter lilitan di leher itu tidak berpengaruh kepada bayi, karena sistem pernafasannya belum seperti kita pada umumnya. Bayi mendapatkan asupan oksigen dari ibunya, bukan dari pernafasan yang dilakukannya secara mandiri. Semoga tali pusat itu nggak menyulitkan kamu ya nak...

Pasca kontrol tersebut saya jadi sering ngajak ngobrol bayi saya, menyuruhnya untuk lebih hati-hati kalau bergerak agar bisa segera elepaskan lilitan tali pusat pada lehernya itu, juga agar nggak kelilit lagi dan agar tali pusatnya tidak membentuk simpul. Simpul tali pusat sangat merugikan bayi, karena dapat menghambat asupan makanan dan oksigen dari ibu ke bayi. Saya juga lebih mengusahakan peningkatan frekuensi saya membaca Al Quran, agar bayi saya selalu dilindungi Allah SWT. Semoga ya nak.... Aamiin...


Wednesday, June 19, 2013

Terapi Istighfar


Semoga sharing ini berguna bagi pasangan suami-istri Muslim yang mengharapkan kehadiran anak. Sekitar 5 bulan lalu, tepatnya bulan Februari 2013 atau 3 bulan setelah pernikahan saya, saya mulai khawatir karena saat itu belum ada pertanda saya hamil. Dimulai dari kekhawatiran adanya kemungkinan saya susah mendapat keturunan karena faktor genetik sampai khawatir adanya penyakit tertentu yang saya atau suami idap namun belum kami ketahui. Meski demikian, saya dan suami sepakat untuk berusaha secara alami dan mandiri dulu dengan berdoa kepada Allah, mengkonsumsi makanan bergizi dan mempelajari masa subur. Kami memutuskan untuk tidak konsultasi ke dokter atau mengkonsumsi obat tertentu sampai usia pernikahan 6 bulan.

Alhamdulillah doa kami didengar. Waktu itu saya membaca buku doa karangan Ust. Yusuf Mansur dan Amir Kumadin. Buku tersebut berisi doa berdasarkan Al Quran dan Hadist. Di dalamnya terdapat anjuran amalan doa bagi yang menghendaki keturunan. Ternyata ada banyak doa dalam Al Quran yang memohonkan agar memiliki keturunan, salah satunya bersumber dari QS. Nuh [71]: 10-12, dimana disebutkan bahwa dengan memohon ampun (beristighfar) kepada Allah SWT, maka akan dikirimkanNya hujan yang lebat, harta, anak-anak, kebun-kebun yang dialiri sungai-sungai.

Dalam buku doa itu, diceritakan bahwa orang-orang yang mengamalkan istighfar sebanyak 100x sehari sambil sungguh-sungguh memohon ampun kepada Allah serta memohon kepercayaanNya untuk segera memiliki anak, dalam siklus bulan yang sama permohonannya langsung dikabulkan Allah. Subhanallah..

Saya membeitahukan ayat tersebut kepada suami saya. Dan semenjak itu kami berusaha konsisten dan rutin mengamalkan istighfar dengan metode tersebut di atas sebanyak 100x setiap sehabis sholat wajib atau minimal sekali 100x sehari.

Barangsiapa yang meminta kepada Allah, pasti akan dikabulkan. Begitulah janji Allah. Alhamdulillah, dalam bulan yang sama, saya pun mulai merasakan adanya tanda-tanda kehamilan, dan sekarang usia kehamilan saya insyaAllah 17 minggu. :)

Saya pernah membagikan hal ini kepada salah satu sahabat saya, dan Alhamdulillah atas izinNya dalam bulan yang sama juga doanya dikabulkan Allah.

Mungkin kata-kata "dalam bulan yang sama doanya dikabulkan Allah" tidak berlaku sama bagi setiap orang. Namun kita sebagai Muslim harus percaya bahwa Allah akan memberikan sesuatu untuk  kita pada waktu yang menurutNya tepat. Semoga kita selalu dilindungiNya dan terhindar dari memohon kepada yang selain Allah.

Sunday, June 2, 2013

Expecting A Twin (?)

Alhamdulillah akhirnya mual dan muntah dan susah makan di trimester 1 kehamilan saya berangsur berkurang. Sekarang usia kehamilan saya sudah 15 minggu lho :)

Sebulan yang lalu, saya dikagetkan dokter obygyn. Saat saya kontrol ke-2, entah kenapa si dokter meng-USG saya lebih lama. Beliau sampai USG 4 dimensi segala. Padahal saya nggak minta! Dalam hati, "Waduh... Berapa pulak ini biaya yang harus saya bayar??". Fyi, USG pertama saya menghabiskan sekitar sejuta, dengan rincian: USG pake alat panjang itu (ohmygod!), print foto USG dan obat mual paten plus vitamin. Suami saya sih seneng-seneng aja ya untungnya. Hehehe... :D

Balik lagi ke soal tadi, ternyata oh ternyata si dokter pake USG 4D segala karena beliau mencurigai sesuatu. Dan setelah beliau melakukan USG tersebut dan mengetahui cukup pasti, beliau memberi tahu saya: "Wah, ibu kayaknya bakal kembar nih. Tapi ini janinnya belum berkembang baik, sedangkan yang satu sudah jauh lebih unggul perkembangannya". SUBHANALLAH!!!! Rasanya kaget dan senang bukan kepalang! Walau ada sedikit kekhawatiran pada si janin kecil mengenai ukurannya, saya tetap percaya pada kekuatan Allah. Allah Yang Maha Kaya.

Sepulang dari dokter, saya dan suami excited banget. Kami sama-sama berdoa memohon keridhoan Allah agar saya dapat melahirkan kedua bayi ini nanti. Mual, pusing, sakit punggung yang saya rasakan jadi terasa lebih ringan. :)

Sebulan pun berlalu. Tiba waktunya kembali ke dokter untuk kontrol rutin ke-3. Alhamdulillah terlihat si bayi organ luarnya sudah mulai sempurna, begitupun dengan organ dalamnya. Bayi dalam keadaan sehat dan aktif. Ajrut-ajrutannya itu lhooo yang bikin nggak tahan senyum.. :) Yang nggak kalah lucunya adalah sudah kelihatan wajahnya lewat USG 3D. Anakku ternyata udah bisa isep jempol. Hihihi... :D Terus lucuuuuu banget liat pipinya yang tembem, dan hidungnya yang mancung. Subhanallah, Allahuakbar... So adorable.... :)

Sayapun menanyakan tentang janin kedua. Dokter mulai mengusel perut saya dengan alatnya. Cukup lama... Dan katanya beliau nggak menemukan janin lain. Saya sedih... Kata dokter, karena perkembangan yang belum sempurna, menjadikan janin kecil saya akhirnya tidak bisa bertahan. Kalah oleh kakaknya yang lebih besar. :'(

Jujur saja saya sempat merasa lega. Saya sempat membayangkan pasti lebih banyak tantangannya saat mengurus anak kembar daripada hanya satu anak. Tapi di sisi lain saya juga merasa sedih...

Tapi saya percaya, inilah yang terbaik. Rencana Allah pasti nggak pernah salah. Insyaallah saya ikhlas dengan keadaan ini. Sedih memang sih.. Tapi begitu ingat prinsip bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik, Alhamdulillah saya bisa senyum kembali. :')