Wednesday, November 16, 2016
Belajar Bagaimana Cara Belajar
Sunday, November 13, 2016
Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah
a. Apakah jurusan ilmu yang dipilih di NHW#1 tetap jadi prioritas yang ingin ditekuni di Universitas Kehidupan?
Setelah berulang kali membaca kembali NHW#1 demi menuliskan jawaban poin a ini, saya memutuskan bahwa “ilmu menjalani berbagai peran dengan sebaik-baiknya” sebagai jawaban NHW#1 saya akan tetap menjadi prioritas ilmu yang ingin saya tekuni. Namun untuk mendalaminya ternyata tidak mudah, karena ilmu tersebut terlalu general dan memiliki banyak cabang dan ranting dibawahnya, dan pastinya butuh waktu yang tidak sebentar untuk mempelajarinya. Untuk itu, saya kemudian membaginya menjadi beberapa ilmu yang lebih spesifik, yang akan saya jelaskan pada poin d di bawah.
Mengenai alasan kuat yang mendasari saya memilih ilmu-ilmu tersebut, strategi menuntut ilmu, serta perubahan sikap yang perlu dilakukan, telah saya tuliskan pula sebagai revisi NHW#1 dan akan saya submit malalui email/blog jika diperlukan/diwajibkan.
Sesuai jawaban saya dalam poin b, saya telah melakukan revisi checklist, dan alhamdulillah di dalamnya sudah termasuk waktu yang saya sediakan untuk mempelajari ilmu-ilmu diatas.
f. Milestone
Sunday, November 6, 2016
Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah
Peradaban
Peradaban sangat erat kaitannya dengan kebudayaan dan kecerdasan di setiap tahapan lingkungan. Saya setuju bahwa peradaban yang baik dibangun mulai dari dalam rumah. Untuk itu, perlu adanya sinkronisasi visi dan misi antara suami dan istri terlebih dahulu.
My Beloved Husband
Sudah beberapa bulan terakhir saya tidak merasakan jatuh cinta kembali kepada suami. Padahal, biasanya saat suami "hanya" membawakan cakwe sepulang kantor sekalipun, rasanya saya selalu berbunga-bunga. Beda dengan akhir-akhir ini, sekalipun suami pulang bawa pizza, saya biasa-biasa saja 🙈 (ini analoginya ketauan bgt ya kalo saya mudah dibahagiakan dengan makanan). Maka, disaat ada yang menuntun saya untuk membuat surat cinta untuk suami, saya merasa sangat excited. Segera, dengan segenap hati saya menuliskan surat itu, menuangkan semua kebaikan suami, mengingat-ingat apa saja potensi yang ada dalam dirinya yang membuat saya memutuskan dirinya sebagai pendamping hidup, serta kejadian apa saja yang sudah kami alami bersama. Suratnya sudah tentu hanya akan menjadi konsumsi suami saya tercinta. Namun saya akan membagi respon dari suami saya disini 😊
Saya mengirimkan surat tersebut via media elektronik. Sempat dibaca olehnya, namun suami saya tidak langsung membalasnya. Setelah saya tagih, kemudian beliau memberikan respon. Begini katanya: 😍😆
"With that ring, I gave you my heart. I promised from that day forward, you would never walk alone. My heart would be your shelter, and my arms would be your home."
"A happy marriage is about 3 things: memories of togetherness, forgiveness of mistakes, and a promise to never give up on each other. Even I dont say it, I always meant it."
Huwaaaa.... kemudian saya cireumbay alias berurai air mata. Esoknya? Kami lebih mesra dong pastinya.. 😳
Tentang Buah Hati Kami
Alhamdulillah saat ini saya telah dikaruniai 2 orang anak yang hebat. Fathir (3 thn) dan Sasya (1 thn). Keduanya adalah sosok anak yang ceria, aktif, menyenangkan, dan menggembirakan. 😇
Fathir
Terlahir sebagai anak pertama, laki-laki, kesayangan kedua kakek dan neneknya. Di usianya yang masih balita, Fathir sudah sangat pandai berbicara dan bercerita. Beberapa teman saya menyebutnya sebagai calon orator. Hehehe... selain itu, Fathir adalah anak yang baik hati, suka berbagi, juga mudah memaafkan. Fathir, bocah lucu yang suka ngoceh kocak. Adaaaaa saja celotehnya setiap hari yang membuat mamanya tertawa, rasanya ocehannya yang kocak itu bagai oase ditengah-tengah rutinitas saya yang kadang menjemukan. Di sisi lain, Fathir sangat mudah menghafal jalan. Dia hafal "Mah, ini tempat cuci mobil ya", atau "Mah, itu jalan ke rumah tante X ya..", atau "Mah, jangan lewat situ, jalanannya jelek mah". 😊 Alhamdulillah, Allah telah menitipkan anak yang luar biasa ini kepada saya. Doa mama selalu buat kamu ya, mas Fathir...
Sasya
Si imut yang lembut dan cerdas. Sasya pernah mengalami masalah, berat badannya sempat stuck, tidak naik selama beberapa bulan. Tidak jarang saya terima komentar "Wah, 1 thn kok kurus ya", atau "Hah, kecil amat, padahal udah 1 thn ya". Hehehe... saya senyum saja 😊 karena alhamdulillah hasil konsul DSA, berat badannya masih on track, dan saya juga tau, di sisi lain, anak saya adalah anak yang hebat. Saya sering dibuat kagum dengan perkembangannya. Sebelum usia 1 thn, Sasya sudah pintar mengacungkan telunjuknya, berjoget, tepuk tangan, melambaikan tangan, dll. Daya tangkapnya luar biasa, membuat saya harus selalu waspada dengan perilaku saya (kalau yang aneh-aneh, takutnya ditiru. Hehehe). Alhamdulillah, segala puji bagiNya yang telah menghadirkan Sasya ditengah keluarga kami.
Tentang Saya
Salah satu potensi dalam diri saya, bahkan sejak saya kecil, yaitu selalu suka sama ruangan yang rapi, alias suka beberes. Hehehe... dengan beberes, rumah jadi nyaman. Dengan beberes, beban hidup rasanya hilang. Dengan beberes, hati jadi riang. Dengan beberes, suami pun senang. 😁😁😁 begitulah, Allah menakdirkan saya berjodoh dengan suami saya, yang hmmmm... pokoknya intinya dia ga suka beberes deh. Hari pertama saya diajak ke kontrakan rumah kami pasca menikah, OMG, wuacak wuacakaaaaan 😭😭 butuh 2 minggu bagi saya buat menata kontrakan kami itu menjadi rumah yang homey. Alhamdulillah setelah tau saya suka beberes, suami makin cinta. Klop deh kita. Yang satu ga suka beberes, yg satu hobi beberes. 😄 setelah saya punya anak, saya pun berusaha menularkan dan mengajarkan kebiasaan beberes itu kepada anak-anak saya. Butuh effort memang mangajarkan beberes pada anak balita. Hehehe... (if you know what I mean). Tapi saya yakin, hasilnya akan terlihat setelah mereka dewasa nanti.
Potensi lain dari diri saya terkait rumah tangga kami, yaitu rumah yang selalu ceria. Saya suka bercanda dengan suami saya. Kadang kami membutuhkan candaan (yg tepat) untuk membuat pikiran kami tetap jernih saat menghadapi beberapa situasi sulit. Suami saya dulunya seringkali tidak kepikiran untuk menyelipakan candaan di sela-sela keseharian kami. Sejak menikah, saya pun mulai "membiasakan"nya. Alhamdulillah, dengan demikian, stress lebih bisa dihindari. 😁
Potensi diri saya yang lain, adalah kesuksesan secara finansial (aamiin). Saya sengaja menuliskan ini sebagai cambuk bagi saya untuk terus mengembangkan bisnis kecil-kecilan saya. Harapannya nanti bisnis ini akan membawa manfaat bagi keluarga kami khususnya, dan bagi ummat secara umum. Alhamdulillah saya mendapat dukungan 100% dari suami. Perlahan tapi pasti, dengan tetap menghandle dan tidak mengesampingkan kebutuhan anak dan keluarga, saya berharap cita-cita ini dapat konsisten dijalankan dan berpotensi untuk terwujud.
Selain hal-hal di atas, kekuatan potensi saya yang lain terkait rumah tangga kami adalah InsyaAllah akan bisa menciptakan kondisi rumah tangga yang bahagia dan damai. Hal ini sejalan dengan komitmen saya dan suami (dan nantinya akan kami tanamkan pula pada anak-anak kami), yaitu "jika tidak membawa kebaikan, keberkahan, dan kebahagiaan bagi keluarga, maka tinggalkan". Semoga kami selalu bisa konsisten menjalaninya.
Tantangan Di Lingkungan
Saya tinggal di sebuah komplek yang bisa dibilang cukup rapat. Media sosial tradisional kami diantaranya adalah saat berbelanja di tukang sayur dan arisan RT. Tantangan yang saya rasakan saat ini adalah:
- adanya ketidaksepahaman antara saya dan beberapa tetangga terkait cara mendidik anak.
- ghibah yang tidak terhindarkan saat berinteraksi dalam media sosial tradisional yang saya sebut di atas.
- sulitnya membendung rasa terlalu ingin tau urusan orang lain di kalangan para tetangga.
- tidak adanya komunitas keagamaan (misal pengajian) di lingkungan tempat tinggal saya.
Mungkin, maksud Allah menghadirkan saya di lingkungan seperti ini adalah agar saya dapat lebih kuat, tegar, dan konsisten menjaga keluarga saya dari pengaruh negatif lingkungan tersebut di atas. Pada akhirnya, saya mencari keluar lingkungan tempat tinggal saya, beberapa komunitas produktif yang saya butuhkan. Alhamdulillah, setelah mengikuti beberapa komunitas tersebut, saya merasa hidup saya lebih baik, bermanfaat, dan bermakna.
Penutup
Saya yakin, keluarga kecil kami suatu saat nanti akan mendapat tempat yang baik di hati masyarakat dan insyaAllah akan berkontribusi baik dalam membangun peradaban lingkungan. Saat ini yang perlu saya dan suami butuhkan adalah memanfaatkan potensi-potensi baik dan menuangkannya ke dalam cita-cita mulia kami, yang harapannya nanti dapat diwujudkan dalam jangka waktu yang kami inginkan. Semoga Allah selalu bersama kami di setiap langkah, senantiasa memberi kami hidayah dan bimbingan. Aamiin...
Sunday, October 30, 2016
Indikator Profesionalisme Perempuan
Bagi klien saya dan saya sendiri, profesionalnya seorang perempuan itu terbagi kedalam 6 nilai utama (values) yaitu:
Sholihah,
Pengasih dan Penyayang (Affectionate),
Pengertian (Understanding),
Cerdik (Smart),
Tangguh (Tough),
Menyenangkan (Fun)
Selanjutnya dari 5 nilai utama itu dijabarkan kedalam perilaku-perilaku berikut:
1. Values Sholihah - menjadi pribadi yg rajin beribadah sesuai tuntunan Rasulullah saw.
- membaca dan memahami minimal 1 hadist dalam 1 minggu.
- membaca dan memahami untuk dipraktikkan teladan Rasul dan istri-istrinya minimal 1 kisah dalam 2 minggu.
2. Values Sholihah - menjadi pribadi yg Taat dan Hormat kepada Suami. Saat ini yg ingin saya capai adalah:
- mencatat dan mengerjakan semua tugas yang diberikan suami, menatanya ke dalam to do list setiap kali suami meminta saya melakukan sesuatu, mengingat saya adalah orang yang sangat pelupa.
- menjadwalkan ngobrol mesra 1x dalam 1 hari dengan durasi min 30 menit.
- menyiapkan keperluan suami setiap kali beliau mau berangkat kerja.
3. Values Affectionate - tidak berkata kasar dan menyakiti perasaan suami dan anak2, serta tidak melakukan tindakan kekerasan yg tidak sesuai syariat.
- menahan emosi negatif setiap kali ada selisih paham/pendapat dengan suami/anak, kemudian beristighfar, menenangkan diri, dan kemudian mengalihkan emosi negatif tersebut dalam bentuk kata-kata yg lebih bijak dan santun.
4. Values Pengertian (Understanding) - Selalu memberikan dukungan, semangat dan motivasi dengan bijaksana kepada suami dan anak2 dalam keadaan sulit ataupun mudah, senang ataupun sedih.
- membaca buku atau artikel motivasi minimal 3x dalam 1 bulan agar lebih bisa berkata-kata lebih baik dan persuasif kepada anak dan suami.
- melakukan olah raga rutin 1x seminggu agar pikiran dan badan lebih fresh.
5. Values Pengertian (Understanding) - Mampu menjadi pribadi yg dewasa serta tempat berkeluh kesah (curhat) dan menjadi pendengar yg baik bagi suami dan anak2.
- membaca Al Quran minimal 1 hari 1 lembar.
- menyediakan waktu luang, setiap malam pk.20.00 untuk menjadi pendengar keluh kesah suami dan anak.
6. Values Cerdik (Smart) - mampu
mendidik, mengajari, menumbuhkan dan mengembangkan anak2 menjadi pribadi yg sholih/sholihah, pandai, cerdik, kreatif, visioner dan tangguh.
- meluangkan waktu minimal 3 jam/hari untuk mengajarkan anak kerterampilan baru.
7. Values Tangguh (Tough) - Tidak mudah menyerah saat menghadapi masalah pribadi, maupun masalah keluarga.
- berdzikir setiap kali merasakan kemalangan dan masalah, menenangkan diri, dan percaya Allah akan menyediakan jalan keluar dalam setiap permasalahan.
8. Values Tangguh (Tough) - Bersedia berjuang bersama suami untuk menjadikan kehidupan keluarga menjadi lebih baik, lebih berkah, lebih bahagia dan sejahtera dunia dan akhirat.
- menentukan jam kerja profesional sebagai agen baju anak, yaitu jam 5.30-6, 11-14, 15-16 setiap harinya.
- membuat target mingguan dan bulanan penjualan toko online.
9. Values Menyenangkan (Fun) -
Menjadi pribadi yg ceria, riang, ramah, tidak sinis, tidak murung dalam kehidupan sehari2.
- membuat progam hari "penuh senyum, tanpa marah", setiap hari Senin, Kamis, Minggu sebagai latihan kontrol diri. :)
10. Values Menyenangkan (Fun) - menjadi pribadi yg menyenangkan dan menyejukkan secara jasmani dengan melakukan perawatan yg teratur dan sesuai.
- melakukan perawatan badan di rumah/salon tiap 1x dalam sebulan.
Wednesday, October 19, 2016
Ilmu Dalam Menjalani Peran
Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu menunjukkan kepada kebenaran dan meninggalkan segala kemaksiatan.
Jika disuruh menentukan satu jurusan ilmu yang ingin saya tekuni di universitas kehidupan ini, tentu saja saya akan sangat kebingungan. Mengingat terlalu banyaknya hal yg dirasa perlu dibenahi dan dipelajari dalam menjalani kehidupan. Belum lagi, saya pun tentu ingin menuliskan passion saya juga di dalamnya.
Ya, terlalu banyak. Maka pada akhirnya, saya memutuskan untuk merangkumnya dalam satu kalimat: "ilmu untuk menjalani berbagai peran yang saya jalani di muka bumi ini dengan sebaik-baiknya".
4 peran saya yg paling utama: Yang pertama, tentu sebagai hamba Allah SWT. :) Kedua, sebagai seorang ibu dan seorang istri. Saat ini saya adalah ibu dari 2 anak (3 thn dan 1 thn), dan insyaAllah tahun depan akan menjadi ibu dari 3 anak. :) Kemudian, saya juga menjalani peran sebagai anak dan menantu (alhamdulillah ibu saya dan kedua mertua saya saat ini masih dlm keadaan sehat, sedangkan ayah saya sudah mendahului kami di tahun 2015 silam). Selanjutnya, peran saya saat ini adalah pemilik usaha jualan online pakaian dan perlengkapan anak.
Alasan terkuat saya ingin menekuni ilmu tersebut, yaitu karena sebagai manusia, saya merasa perlu terus memperbaiki dan meng-upgrade kualitas pribadi saya dalam menjalani peran-peran tersebut. Sebagai hamba Allah, saya merasa bekal saya di dunia ini masih teramat sangat sedikit sekali, sedangkan saya sendiri tau bahwa kematian dapat menghampiri kapan saja. Terkait peran lainnya, saya merasa perlu mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada diri saya, bahkan jika memungkinkan saya ingin sekali memiliki kemampuan untuk mentransformasi kelemahan-kelemahan tersebut menjadi kekuatan diri yang nantinya bisa saya manfaatkan. Disamping itu, saya ingin sekali "klien" saya (dalam hal ini: suami, anak-anak, ibu dan mertua, serta pembeli saya) merasa puas dan merasakan sebaik-baiknya presensi saya disaat mereka memerlukannya.
Saat ini, strategi menuntut ilmu yang saya rencanakan terkait ilmu 'menjalani peran' tersebut diatas adalah sebagai berikut:
1. Sebagai hamba Allah
Memilih lingkungan pergaulan yang baik, mengikuti kajian/pengajian/pendidikan informal terkait dalam hal meng-upgrade ilmu agama, berusaha mencari hidayahNya di setiap kesempatan.
2. Sebagai istri dan ibu
Mengikuti komunitas IBU PROFESIONAL, membaca lebih banyak buku tentang parenting dan keluarga, mengikuti seminar/kajian/pengajian yang memiliki kegiatan menggali ayat-ayat suci Al Quran dan hadist, yang khusus membahas tentang bagaimanakah cara menjadi istri dan ibu sholihah.
3. Sebagai anak dan menantu
Membaca buku terkait, membaca dan memahami dan mengulang kembali ayat-ayat Al Quran dan hadist terkait, berusaha memposisikan saya sebagai orang tua disaat saya memperlakukan orang tua (terkait bagaimanakah saya ingin diperlakukan oleh anak-anak saya nanti ketika saya sudah berusia lanjut).
4. Sebagai pemilik usaha
Membaca buku seputar teknik penjualan, mengikuti komunitas berjualan online, mengamati, memahami, dan mempraktikkan dengan modifikasi tertentu strategi-strategi penjualan online dari para online seller yang sudah lebih dulu sukses, bergaul dengan orang-orang yang lebih dulu sukses, membaca buku biografi orang-orang yang lebih dulu sukses dan mengadaptasi kiat-kiat suksesnya, mengikuti kelas/seminar motivasi.
Banyak diantara kita terlalu buru-buru fokus pada suatu ilmu terlebih dahulu,
sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut ilmu. Padahal barang siapa yang menimba ilmu karena semata-mata hanya ingin mendapatkan ilmu
tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya, namun barangsiapa
yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya. Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara horisontal, antara dirinya sendiri dengan para guru yang menyampaikan ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmuitu sendiri.
Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap yang perlu saya lakukan dalam proses mencari ilmu tersebut adalah:
1. Konsisten meluruskan niat dalam menuntut ilmu.
2. Bergegas, mengutamakan waktu menuntut ilmu, tidak menunda-nunda.
3. Berusaha selalu menumbuhkan sikap 'haus ilmu' dan menghindari sikap yang 'merasa sudah lebih tahu' dan lebih paham, ketika suatu ilmu sedang disampaikan.
4. Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajari dengan cara mengulang-ulang,
membuat catatan penting, dan bersabar sampai semua runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang disepakati bersama.
5. Tidak mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu atau menjawab pertanyaan kecuali jika diberi kesempatan oleh guru tsb, tidak
memotong pembicaraan guru dan tidak berbicara dengan orang lain pada saat guru berbicara, serta penuh perhatian terhadap penjelasan atau perintah yang diberikan guru.
6. Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.
Demikian tulisan ini saya buat sebagai pengikat ilmu yang ingin saya amalkan, sekaligus sebagai salah satu alat pelurus niat dan pengingat kembali jika suatu saat nanti niat saya dalam mengamalkan ilmu teralihkan.
Salam,
Tia Yulantami
yulantami@gmail.com