Saturday, March 29, 2008

MOYO, Surga Disebuah Pulau Kecil

Mungkin banyak wisatawan yang asing dengan nama Pulau Moyo, sebuah pulau mungil yang terletak di sebelah utara Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Luasnya 330 km persegi, dengan ketinggian maksimum 671 m dan garis pantai 88 km. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Saya merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang beruntung yang pernah berkunjung ke sana.
Beruntung?
Well, mungkin terdengar terlalu berlebihan, ya? Hmm, saya rasa tidak. Saya akan bercerita tentang keindahan luar biasa yang ditawarkan oleh pulau ini, dan saya janji saya akan membuat Anda setuju dengan istilah "beruntung" tersebut.

Meskipun tergolong sepi dan kecil, Pulau Moyo memiliki kekayaan alam yang luar bia
sa. Pulau ini merupakan lokasi favorit wisata bagi turis-turis mancanegara, khususnya Eropa. Melihat keindahan laut, pantai, dan alamnya memang menawarkan ketenangan tersendiri bagi penikmat keindahan alam bebas dan bawah laut.

Untuk mencapai pulau-nan-eksotis itu, perjalanan dimulai dari Kota Mataram. Untuk akomodasi, ada beberapa travel yang menyediakan jasa untuk mencapai Pulau Sumbawa, namun tidak ke Moyo. Biaya yang perlu disiapkan untuk sampai ke Sumbawa sekitar Rp.100-Rp.200 ribu per orang. Dari Sumbawa kita naik speedboat untuk sampai ke Moyo. Diperlukan waktu sekitar 8-9 jam perjalanan darat dan laut. Selain itu, ada alternatif lainnya, yaitu dengan memanfaatkan 'jemputan' dengan pesawat amphibi pribadi yang disediakan oleh PT. Amanwana. Tentu saja biaya yang harus dikeluarkan lebih mahal.
Namun demikian, kelelahan akibat perjalanan panjang itu pun terbayar sejak pertama ka
li kita menapakkan kaki di tanah Moyo. Keindahan mulai terpancar dimana-mana. Kupu-kupu akan datang menyambut dari balik semak belukar. Komentar saya pertama kali saat itu adalah : "COOOOOL!!!" hehehe...

Selain berbagai jenis kupu-kupu, pulau ini juga dihuni oleh berbagai macam burung, kelelawar, macaque, babi liar, rusa, monyet, dan ular. Salah satu jenis burung langka yang memang habitat aslinya di Pulau Moyo adalah Megapodius. Dengan kondisi alam yang masih sangat alami, tidak disarankan menjelajahi pulau ini tanpa pemandu. Karena walaupun Moyo tergolong sebagai pulau kecil, kemungkinan tersesat di pulau ini tetaplah ada. Meskipun begitu, tersesat di Moyo bukan merupakan sesuatu yang sangat mengerikan bagi saya. Hoho.. Apalagi kalau kebetulan tersesat di kawasan Air Terjun Bertingkat. Komentar saya tentang air terjun itu : "Keren." :D

Hiking di hutan, menyusuri sungai dan air terjun, serta wisata bawah laut merupakan suguhan tersendiri dari pulau ini. Namun bagi saya wisata bawah-airlah yang paling menarik. Berawal dari pantai berpasir putih itu, kita dapat ber-snorkling atau ber-skuba diving. Hanya sejauh 5 meter saja dari dermaga, ikan-ikan kecil yang lucu dan berwarna-warni itu sudah menampakkan dirinya. Bahkan waktu saya snorkling disana, saya sempat melihat ikan pari kecil selebar kurang-lebih 50 cm. Lucu sekali mereka. Tidak hanya itu, berbagai macam bentuk, ukuran, dan warna-warni terumbu karang pun dapat dijumpai di taman bawah air disekitar Pulau Moyo. Dan satu lagi. Percaya atau tidak, saya juga melihat beberapa ikan terbang berlompatan di permukaan air.

Hanya ada satu hotel yang berdiri diatas permukaan Moyo. Amanwana. Sebuah hotel bintang lima yang menyuguhkan kemewahan dan privatisasi bagi kostumer mereka. Amanwana hanya menyediakan 20 tent-cottage yang indah. Konsep yang ditawarkan adalah "back to nature", tanpa ada suara bising dari televisi ataupun radio. Untuk bermalam disana, paling tidak kita perlu mengeluarkan uang sekitar US$ 700 per malam.

Sayangnya belum banyak wisatawan lokal yang mengetahui keindahan Pulau Moyo. Seperti yang telah dijelaskan, wisatawan kebanyakan berasal dari mancanegara. Mungkin sudah saatnya kita menikmati kebesaran dan keindahan alam Indonesia, dan lebih banyak lagi meng-eksplore tempat-tempat wisata indah yang masih "tersembunyi" di Indonesia.