Sunday, November 17, 2013

Ujian Allah Hanya Untuk yang Kuat Menjalaninya

Saya merasa malu sekali. Saya suka uring-uringan kalau merasa suami tidak care seperti biasa. Padahal saya tau dia begitu pasti karena hal-hal yang masuk akal. Maksud saya, suami saya nggak pernah dengan sengaja bersikap tidak care kepada saya.

Seperti weekend ini misalnya. Jadi waktu hari Jumat suami sedang ada tugas ke kantor induknya di Manado. Karena jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya di Bitung, ia memutuskan untuk menginap di tempat temannya di Manado, sekalian sowan dengan kawan-kawan di Manado karena memang sudah lama nggak ketemu.

Dengan demikian, berarti rutinitas suami untuk menelepon saya pasti jadi berkurang frekuensinya. Sebetulnya nggak masalah sih, tapi lama kelamaan saya jadi kesel sendiri. Bukan karena teleponnya, tapi karena saya jadi nggak bisa bercerita hal-hal yang kurang menyenangkan hari itu. Jadi numpuk lah, dan akhirnya bikin saya kesal sendiri.

Dipikir-pikir, kekanakan banget ya. Padahal sebagai seorang calon ibu, harusnya saya bisa bersikap lebih mandiri dan dewasa. Dan memang, saya juga yang rugi kalau nggak bisa memanage mood sendiri. Jadi kerasa deh kesel dan betenya, akhirnya ngambek ke suami. Habis mumet gitu rasanya.

Setelah suami menelepon pagi harinya dengan durasi yang cukup lama, barulah mood saya kembali baik. Ah dasar... Manja banget sama suami.. Hehehe

Setelah menyadari hal ini, saya mulai berpikir dan introspeksi lagi. Bersamaan dengan itu, seorang sahabat mengirim BBM ke saya, menceritakan kemalangannya. Jadi beberapa bulan lalu dia pernah dinyatakan positif hamil oleh dokter, tapi di bulan ke-3 dia keguguran. Kemudian 3 bulan setelah itu dia dinyatakan positif hamil lagi. Sayangnya dia ngeflek. Dugaan awal penyebabnya adalah karena dia kecapekan. Tapi setelah diteliti lebih lanjut ternyata dia hamil anggur (di luar kandungan) dan harus dikuret lagi. Saya sedih sekali mendengar kabar tersebut. Dia dan keluarga besarnya sangat menantikan kehadiran bayi di tengah-tengah keluarga, tapi Allah berkata lain. :'(

Setelah menerima kabar tersebut, saya jadi ingat cerita-cerita sedih dari beberapa temen dan sahabat tentang kehamilan mereka. Ada seorang teman kuliah yang sudah 3 kali keguguran di awal kehamilan, ada yang keguguran di usia kandungan 4 bulan, ada yang terpaksa melahirkan bayinya di usia 5 bulan karena ada organ penting yang tidak berkembang, ada yang detak jantung bayinya berhenti di usia 8 bulan, ada yang bayinya tidak bisa diselamatkan saat dia melahirkan.... Astagfirullah... :'(

Saya percaya mereka adalah wanita-wanita hebat, yang sanggup menjalani ujian dari Allah. Jelas banget di Al Quran kalau Allah nggak akan ngasih ujian diluar batas kemampuan manusia.

Mungkin kalau saya yang ada di posisi mereka, saya nggak akan sanggup. Lha cuma nggak ditelepon suami aja saya sedih kok... Ya ampun, cengeng banget sih saya. Dan sekarang, setelah berintrospeksi, insyaAllah saya bisa lebih menysukuri segala kelancaran dan kemudahan yang telah saya dapatkan selama hamil ini.

Sekarang usia kehamilan saya sudah 38 minggu, sudah sangat cukup umur bayinya untuk dilahirkan. Alhamdulillah tinggal nunggu mulesnya aja nih. Semoga Allah memurahkan rezeki saya untuk dapat melahirkan dengan selamat, sehat dan lancar. Semoga bayi saya dan saya kuat. Semoga suami saya dapat pesawat yang jamnya pas untuk menuju Bogor dan sempat mengazankan bayi kami nanti.

Aamiin....
Laa haula walaa quwata illa billah

Thursday, November 14, 2013

15 November (?)

Sudah sejak awal bulan ini saya mensugestikan diri dan meminta bantuan suami untuk mendoakan saya agar bisa melahirkan di pertengahan bulan. Nggak kerasa juga, sekarang sudah tanggal 14 dan besok adalah pas banget tengah bulan.

Alasan saya sih sederhana aja. Saya kangen bayi saya, ingin segera bertemu kalau memang sudah memasuki usia matang. Selain itu, saya kangen sama suami saya. Kita janjian ketemu lagi saat anak kami mendekati waktu lahirnya. Maklum, saya dan suami pisah tinggalnya karena tuntutan pekerjaan beliau.

Dalam setiap doa, saya memohon kepada Allah agar rencana dan doa saya itu bisa dikabulkan dan diridhoiNya. Saya sangat berharap, tapi saya juga pasrah dengan keputusanNya kalau-kalau Allah memiliki rencana yang lebih baik.

Dan sekali lagi, sekarang sudah tanggal 14, yang berarti pertengahan bulan adalah besok. Belum ada pertanda berarti yang mengisyaratkan si baby mau lahir. Huaaa saya galaaaaau... Deg-degan, harap-harap cemas sekaligus waspada kalau-kalau badan saya ini menujukkan pertanda mau melahirkan.

Bismillah... Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk saya dan keluarga.. Aamiin....

Mulai Masuk Panggul

Kemarin, 13 November 2013, saya melakukan kontrol rutin ke dokter. Ada yang beda di kontrol kali ini, karena di pertemuan sebelumnya saya janjian sama dokter (dr. Farah Dina, SpOG) untuk melakukan cek panggul di pertemuan selanjutnya.

Seperti biasa, dokter nyuruh saya untuk naik ke tempat tidur untuk USG. Dokter pun mulai mencari kepala bayi untuk diukur diameternya. Ternyata kepalanya sudah turun banget, karena pas dicari di sekitar perut bawah udah nggak keliatan. Kata dokter: "Wah, udah bentar lagi ini bu lahirnya.. Udah pengen digendong bundanya nih adeknya..". Hihihi... Seneng banget saya mendengar komentar dokter itu.. :)

Sesaat kemudian dokter mengajarkan saya posisi melahirkan. Posisinya itu setengah duduk, dengan tangan memeluk kedua paha, kaki dilebarkan untuk memberi jalan keluar bayi. Duh, saya sekelebat ngebayangin mau ngelahirin betulan. Gimanaaa gitu rasanya...

Setelah itu, sesuai janji dokter melakukan cek panggul. Caranya dengan memasukkan jarinya ke mulut vagina. Gunanya adalah mengetahui posisi bayi dan memperkirakan ukuran panggul, cukup atau enggaknya dilalui kepala bayi. Baru beberapa detik, dokter sudah berseru: "Waah, ibu, cuma seruas jari lebih nih udah kepegang kepala bayinya....!!" sambil ketawa-ketawa. Hehehe... Dokter Farah ini memang ceria banget orangnya. :D inilah salah satu hal yang bikin saya cocok dengannya. Jadi nggak bikin stress gitu... Selanjutnya beliau bilang ke saya untuk mempersiapkan diri, fisik dan mental untuk melahirkan karena insyaAllah waktunya sudah dekat. MasyaAllah... Saya excited banget!!! :D

Setelah itu saya ke apotik menebus resep vitamin dari dokter, dilanjut menuju klinik laktasi untuk konsultasi mengenai serba-serbi menyusui dan ASI bersama dr. Ayudia. Alhamdulillah banyak pengetahuan baru yang saya dapat dari klinik laktasi tersebut.

Setelah dari klinik laktasi, saya ikut senam hamil. Dan karena saya sudah memasuki usia matang untuk melahirkan, di kelas senam hamil saya diajarkan teknik mengejan dan posisi melahirkan.

Malamnya saya menelepon suami saya untuk menceritakan semua hal yang saya alami hari itu. Suami saya ikut excited juga ternyata, mengetahui anaknya insyaAllah akan segera lahir. Nggak lupa suami mengingatkan saya untuk tetap selalu berdoa dan bersyukur kepada Allah atas semua karunia yang telah kami terima. :)

Saya kangen sekali sama bayi saya, ingin segera ketemu. Semoga Allah melancarkan, menguatkan, menyehatkan, menyabarkan kami sekeluarga. Aamiiin....

Wednesday, November 6, 2013

Diare

Ini bukan diare sembarang diare. Ini adalah diare saat saya hamil dengan usia 36 minggu. Huhh... Kebayang nggak sih lemesnya kayak apa? :(

Dimulai dari kemarin, 5 November 2013, lagi libur 1 Muharram. Sejak bangun tidur saya merasa kedinginan. Tumben, saya pikir. Padahal suhu air conditioner di kamar saya adalah suhu yang biasa, 24 derajat Celcius dengan fan medium. Sepanjang hari saya merasa nggak nyaman dengan keadaan saya. Kedinginan terus tapi keringat nggak berhenti mengalir. Singkatnya: meriang. Perut kerasa banyak gasnya, plus mual juga.

Jam 3 sore balada dimulai (baca: diare). Mau makan ataupun minum, keluarnya pasti dalam bentuk feses cair. Nggak kuat boook, lemes selemes-lemesnya. Meriang pun terus berlanjut sampai malam.

Malamnya saya ditreatment minyak kayu putih oleh mama saya. Sekujur tubuh dibalur minyak kayu putih. Bahkan nelepon suami pun nggak sanggup lama-lama saking lemesnya.

Besoknya, saya bangun jam 4 subuh. Merasa lebih baik sih sesaat setelah bangun. Tapiiii setelah sholat subuh, perut kembali bergejolak. Total frekuensi BAB 6x dari jam 4.30 sampai jam 6 pagi. Panik, saya akhirnya nanya-nanya ke teman di suatu forum ibu hamil dan menyusui. Saya pun nge-whatsapp dokter kandungan saya di Bogor (dr. Farahdina, SPOg). Setelah menerima berbagai masukan, saya memutuskan untuk segera ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, saya langsung ke IGD, ditangani dokter umum untuk cek keadaan saya dan juga ditangani bidan untuk ngecek keadaan janin saya. Menurut sang dokter, frekuensi BAB saya perlu diwaspadai karena sudah lebih dari 5x dalam waktu singkat plus saya sedang hamil pula. Tapi masih boleh pulang dengan catatan kalau setelah diobati masih diare juga, saya harus kembali ke rumah sakit dan diinfus. Sementara itu keadaan janin saya Alhamdulillah baik-baik saja, dia nggak kekurangan cairan atau apapun karena keadaan saya. Syukurlah...

Alhamdulillah, setelah minum obat frekuensi BAB saya berkurang. Saya jadi jauh merasa lebih segar. Haduuh... Kapok deh jajan sembarangan diwaktu hamil. Peringatan banget lho ini untuk saya. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur karena Allah masih memberikan kesehatan untuk saya dan bayi saya. Semoga di hari-hari terakhir menjelang persalinan ini Allah akan selalu memberikan kami sekeluarga kesehatan dan kekuatan. Aamiin...

Sunday, October 13, 2013

Serba Serbi Bumil (Trimester 1)

"Alhamdulillah..."
Mungkin itu adalah salah satu ungkapan syukur yang sering kali didengar oleh sebagian besar pasangan pengantin baru yang baru saja figured out kalau sang istri tengah hamil. Begitu pula dengan saya tentunya. :)

Waktu pertama kali mengetahui kalau saya hamil, jujur saya pikir kondisi saya sama saja dengan kondisi saya biasanya. Perbedaan yang (menurut saya waktu itu) mungkin terjadi paling-paling semakin membesarnya perut seiring perkembangan janin. Hahaha... Ternyata salah besar. Maklum, saya belum ada pengalaman, ini adalah kehamilan pertama saya. Banyak perubahan secara fisik dan psikis yang saya alami, dan itu menuntut saya untuk memiliki sejumlah barang-barang khusus keperluan hamil. 

Kehamilan umumnya dibagi menjadi 3 berdasarkan usianya, yaitu 0-4 bulan (trimester 1), 4-7 bulan (trimester 2) dan 7-9 bulan (trimester 3). Di trimester pertama kehamilan banyak sekali perubahan yang terjadi pada ibu, menuntut ibu mau-tidak mau menyesuaikan diri dengan kondisi barunya. Pada masa ini janin baru saja terbentuk di rahim ibu. Saat saya pertama kali kontrol ke dokter untuk 'melaporkan' hasil testpack saya, sang dokter menjelaskan bahwa inilah masa dimana organ luar maupun dalam si jabang bayi mulai tumbuh. Yang banyak dirasakan bumil adalah mual, disebabkan adanya hormon HCG (ituloh, hormon yang bikin testpack memunculkan 2 garis tanda positif hamil). Ada juga sih bumil yang nggak mual... Semua itu balik lagi ke kondisi masing-masing ibu.

Berikut akan saya bagikan informasi mengenai apa saja yang perlu diperhatikan ibu hamil (bumil) dengan usia kehamilan 0-4 bulan (trimester 1).
  1. Banyak istirahat. Perhatian khusus ditujukan untuk bumil yang nggak merasa mual, karena sebenarnya mual itu bisa diartikan komunikasi bayi ke ibu, nyuruh ibunya untuk banyak istirahat, jangan terlalu capek. Jadi, istirahat yang cukup merupakan salah satu kebutuhan utama bagi bumil.
  2. Sedia 'senjata' antimual. Misalnya: minyak kayu putih, minyak angin, buah-buahan (jeruk, apel, dll). Kebutuhan antimual bagi setiap bumil berbeda. Kalau saya, mual reda setelah dada dan punggung atas diolesi minyak kayu putih. Ada pula teman saya yang meredakan mualnya dengan mencium aroma kulit jeruk atau makan buah apel.
  3. Memastikan perut tidak kosong. Janin membutuhkan banyak nutrisi untuk berkembang. Dari mana lagi kalau tidak didapatkan dari ibunya? Untuk itu, pastikan agar ibu selalu makan makanan yang bergizi tinggi (zat penting saat kehamilan diantaranya adalah asam folat, zat besi, kalsium). Gimana kalau makanan yang sudah dimakan dimuntahkan? Ya makan lagi... Terus explore makanan yang cocok untuk ibu yang tidak atau tidak terlalu memicu ibu muntah. Modifikasi makanan, browsing internet, atau bertanya pada orang yang sudah berpengalaman dapat menjadi pilihan untuk mempekaya jenis makanan yang baik untuk ibu hamil.
  4. Olahraga ringan. Jalan pagi sekitar jam 6.00 selama 15-30 menit merupakan olahraga paling ideal untuk bumil trimester 1. Tapi jangan lupa untuk memastikan ibu sudah mengkonsumsi karbohidrat sebelum berolahraga. Saya pernah pingsan sesaat setelah jalan pagi. Setelah konsultasi ke dokter, penyebabnya adalah saya belum sarapan alias kekurangan karbohidrat. Perlu diingat olahraga berat seperti angkat beban, kick boxing atau karate sangat tidak disarankan selama kehamilan. Beberapa gerakan yoga ringan (terutama pengaturan nafas) juga dapat diaplikasikan untuk bumil trimester 1.
  5. Membiasakan tidur miring. Banyak ibu yang terbiasa tidur terlentang (termasuk saya) atau tengkurap. Kebiasaan ini harus dihidari selama masa kehamilan. Posisi tidur paling ideal saat hamil adalah miring, terutama miring ke kiri karena inilah posisi yang tidak menghambat pembuluh balik untuk melakukan tugasnya. Sebagai variasi dan supaya tidak pegal, bolehlah sesekali tidur miring ke kanan. Mulailah membiasakan diri untuk tidur miring sejak awal kehamilan.
  6. Komunikasi yang baik dengan pasangan. Sering kali perubahan hormon mempengaruhi mood para bumil. Kalau mood bagus sih no problem lah ya... Yang menjadi masalah adalah saat mood jelek. Untuk mengatasinya, jelaskan pada pasangan dan minta pengertiannya atas perubahan yang ibu alami. Sedangkan untuk healing diri sendiri, perbanyaklah berdoa dan mendekatkan diri pada Allah agar hati lebih tenang.
  7. Seputar seks. Berhubungan intim dengan pasangan selama kehamilan harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Usahakan agar posisinya tidak menekan perut ibu yang sedang hamil. Selain itu, posisi janin dalam kantung rahim mempengaruhi seberapa boleh hubungan seks dilakukan selama hamil. Menurut dokter kandungan saya, dr. Tony Rumbayan SpOG, posisi janin dalam kantung rahim dibagi menjadi 3, yaitu di atas, di tengah, dan di bawah. Resiko tertinggi adalah jika posisi janin di bawah, yaitu dekat mulut rahim, sedangkan resiko terendah adalah jika posisi janin berada di paling atas kantung rahim. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sel sperma dapat menyebabkan kontraksi rahim. Di trimester 1 ini, adanya kontraksi bisa menimbulkan pendarahan. Jika itu terjadi, harus segera menghubungi dokter ya bu...
  8. Menyiapkan pakaian dalam yang nyaman. Berdasarkan pengalaman, mulai minggu ke-8 saya sudah merasa kurang nyaman dengan pakaian dalam saya, terutama bra. Suami saya yang baik pun membelikan beberapa pakaian dalam baru untuk saya sejak itu. Saran saya, jangan beli terlalu banyak (3-5 potong cukup), karena ukuran payudara dan perut akan terus bertambah semasa kehamilan. Atau kalau mau praktis, belilah beberapa potong pakaian dalam dengan ukuran yang lebih besar. Saya sangat menyarankan bra dengan tali pundak yang besar. Itu cukup mengurangi risiko sakit punggung lho.. :) Kalau untuk panty, saya menyarankan yang hipster alias garis celananya di bawah perut agar tidak eungap saat dipakai, terutama saat perut semakin besar.
  9. Baju longgar. Seperti pakaian dalam, pakaian luar juga harus nyaman untuk bumil. Dengan memilih pakaian yang longgar terutama di bagian perut (model A-line), bumil akan merasa lebih nyaman dan adem (sesuai pengalaman saya sih.... Hehehe...). Sejak hamil muda, saya lebih suka pakai dress daripada two pieces. Lebih 'bebas' rasanya. :) Untuk itu, saya menobatkan daster rumahan sebagai the best clothes saat hamil. Hehehe...
  10. Korset hamil. Ini optional sih... Kalau saya menggunakan korset hamil terutama saat bepergian agar meminimalisir guncangan pada perut.
  11. Menghindari makanan-makanan tertentu. Ada beberapa makanan yang harus dihindari untuk bumil dengan alasan memberi pengaruh buruk pada kehamilan dan janin. Diantaranya adalah nanas, durian, daging kambing, makanan mentah atau setengah matang, dan lain-lain.
  12. Ngidam. Kebanyakan bumil merasakan ngidam. Menurut dokter kandungan saya (dr. Tony), ngidam itu sebetulnya bukan pada jenis makanannya, tetapi pada zat yang dikandung makanannya. Misalnya, saat ngidam makan bakso, sebenarnya itu adalah bentuk komunikasi tubuh bahwa ia membutuhkan zat utama yang terkandung dalam bakso, yaitu protein dan lemak. Berhubung bakso itu kurang disarankan bagi bumil, silakan ganti bakso dengan olahan daging yang lebih fresh dan tidak diproses berulang, misalnya dibuat sop. Hmm.. Kalau dipikir, ngidam itu sebenernya irrational kan?
  13. Naik pesawat terbang. It's a BIG NO untuk naik pesawat bagi ibu hamil di trimester 1 hingga usia kehamilan 4 bulan. Dikhawatirkan goncangan di pesawat terbang memberi pengaruh buruk pada janin, serta dikhawatirkan pula ibu mengalami shock serta kelelahan yang berlebihan. Banyak pengalaman bumil yang keguguran setelah naik pesawat di usia kehamilan belum mencapai 5 bulan. 
  14. Mengemudikan mobil atau motor. Diusahan untuk tidak mengemudikan mobil ataupun motor bagi bumil trimester 1, karena dikhawatirkan bumil menjadi stress atau lelah. Apalagi kalau nyupirnya di kota besar, dimana kondisi lalu lintasnya semrawut. Stress, kaget dan lelah dapat memicu kontraksi dini hingga pendarahan bagi ibu dengan usia kehamilan 0-4 bulan.
Demikian informasi yang dapat saya bagikan. Semoga bermanfaat bagi yang memerlukan. Rencananya posting ini akan ada lanjutannya lho. Ditunggu yaa.. :)

(Sekitar) 7 Minggu Terakhir

Menurut perhitungan dokter, kehamilan saya sekarang sudah menginjak usia 33 minggu. Dan menurut dokter pula, usia kehamilan pada umumnya mencapai rata-rata 40 minggu. Itu berarti waktu saya menikmati kehamilan pertama ini ada sekitar 7 minggu lagi.

Kehamilan itu indah.
Memang sih, awal kehamilan alias trimester 1 itu merupakan perjuangan tiada tara, ditambah dengan berbagai larangan ini itu yang bertujuan menjaga janin yang masih saaaaaaangat muda. Tapi sejak menginjak trimester 2, kehamilan mulai terasa menyenangkan. Saya pribadi merasa full energized saat trimester 2 itu.

Saat trimester 2, saya memanfaatkannya dengan belanja berbagai macam kebutuhan bayi. Too early? Atau kalo kata orang tua dulu 'pamali'? Hmm... Saya sih punya pertimbangan sendiri. Semakin tua usia kehamilan saya, pastinya semakin berat dan eungap. Waktu trimester 2 aja udah lumayan eungap.. Hehehe...

Sejak sekitar sebulan lalu kehamilan saya sudah menginjak trimester 3. How do I feel? Rasanya kata yang pertama yang akan saya ucapkan adalah 'berat'. Seiring bertambahnya berat badan, pastinya saya jadi semakin cepat merasa lelah dan merasa ada batasan ruang gerak. Bahkan dalam kegiatan ringan sehari-hari seperti mandi atau sholat saja saya sering ngos-ngosan. Belum lagi dengan sakit tulang ekor, sakit punggung, mudah kepanasan, kaki bengkak dan lain-lain. Plus frekuensi BAK yang semakin, semakin, semakin dan semakin sering. Yang cukup 'lumayan' adalah keinginan BAK di jam 22.00-4.00 alias pas jam tidur malam. Saya harus bangun dan berjalan ke kamar mandi dengan mata kriyep-kriyep dan merasakan dinginnya air di tengah malam. Hihihi... :D Oya, ada juga mood swing. Hehehe.. Yang satu ini paling bikin repot. :D

Tapi semua rasa tidak nyaman itu ada obatnya lho. Tau nggak apa? Baby kicks. :)

MashaAllah...
Di usia 33 minggu ini, si mas (panggilan sayang saya dan suami untuk si jabang bayi) semakin kuat tendangannya dan gerakannya. Kadang saya merasa bisa meraba kaki atau tangan mungil si mas yang kayaknya sih lagi selonjoran di deket udel saya. Cuuute sekaliiii.... Seketika saya melupakan perasaan tidak nyaman apapun yang pernah saya alami selama hamil, termasuk perubahan fisik saya yang menurut saya kurang enak dilihat (makin gendut, tembem, hidung mekar, dll. Hahaha...).

MashaAllah...
Saya merasa beruntung sekali bisa merasakan kehamilan yang indah ini. Alhamdulillah... Walaupun ada berbagai kekurangan yang saya alami (yang paling berat adalah jauh dari suami), tapi saya sangat bersyukur. Allah Maha Besar, Maha Baik. Semoga saya akan terus bisa menjaga kehamilan ini hingga waktunya tiba untuk si mas lahir nanti.

Sehat terus ya nak... Mama dan ayah sayang sekali sama kamu... :)

Thursday, October 10, 2013

Ungkapan Singkat

Alhamdulillah saya selalu merasa kehidupan saya menyenangkan dalam keadaan apapun. Even saat saya merasa sedih lho... :) Hal itu tak lepas dari bimbingan suami yang selalu mengajarkan saya untuk bersyukur, bersabar dan ikhlas dalam setiap keadaan, baik atau buruk.

Sekarang suami saya itu bukan hanya menjadi panutan saya saja, iapun telah menjadi idola saya. Dia tau betul kata-kata yang pas untuk dikatakan kepada saya. Saat saya sedang sedih, dia menghibur saya sekaligus memberikan kekuatan untuk saya. Saat saya sedang senang, dia dengan tulus ikut berbahagia atas perasaan senang saya. MasyaAllah... Allah sayang banget ternyata sama saya, saya dikasih suami yang seperti itu.. :')

Malam ini, seperti biasa, walaupun sudah lelah dia tetap menyempatkan untuk ngobrol sama saya, walau sebentar. Di awal percakapan saya langsung mengeluh tentang sakit kepala dan sakit punggung yang saya alami hari ini (maklum kehamilan saya sekarang sudah memasuki bulan ke-8). Suami saya dengan sabar mendengarkan, lalu memuji saya. Katanya saya hebat. Lalu ia mengatakan kata-kata yang membuat saya lebih bersemangat. Dia bilang anak kami beruntung punya ibu seperti saya. Hmmm... Saya tersanjung sekali. Sekaligus lebih bersemangat lagi untuk menjadi ibu dan istri yang lebih baik dan lebih baik lagi.

Alhamdulillah suami saya tau cara memuliakan istri. :) Semoga ia selalu dilindungi dan diberi petunjuk oleh Allah SWT dalam setiap langkahnya. Aamiin...

I love you my Bibul....

Friday, September 6, 2013

Kembali ke Bogor

Wah ternyata udah dua bulan ya saya nggak posting di blog. Sejak Juni kemarin saya memang cukup sibuk nyiapin kepindahan saya ke Bogor. Dari mulai proses pengambilan keputusan, beres-beres rumah, packing, yang tentunya disambi dengan kegiatan sehari-hari saya seperti memasak, cuci baju, bersih-bersih.

Proses pembuatan keputusan tentang saya akan melahirkan dimana cukup membuat saya dan suami berpikir agak lama dan panjang. Sebenarnya saya ingin melahirkan di Manado saja, supaya dekat dengan suami. Namun suami saya punya pertimbangan lain. Menurut beliau kalau melahirkan di Manado, lebih banyak minusnya, terutama untuk saya dan bayi kami nanti. Pertama, jarak Manado dengan Bitung cukup jauh, sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan mobil pribadi. Kedua, saya bisa melahirkan kapan saja, tapi suami belum tentu bisa available kapan saja karena tuntutan pekerjaannya. Ketiga, ini adalah pertama kalinya kami punya anak, kami belum ada pengalaman mengurus bayi baru lahir. Terlebih saya sebagai anak tunggal, boro-boro ngurusin bayi, sekedar gendong aja saya takut... Kalau suami sih masih punya pengalaman mengurus anak kecil, yaitu adiknya. Hehehe... Perkiraan saya nih, kayaknya kalau anak kami lahir suami akan lebih jago ngurusnya daripada saya.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, akhirnya kami memutuskan saya melahirkan di Bogor saja, di tempat orang tua saya. Berat banget lho.. Soalnya saya dan suami harus pisah beberapa bulan, dalam keadaan saya hamil pula. Tapi menurut suami itulah yang terbaik, karena di Bogor saya lebih 'terjamin' katanya. Dan akhirnya mulailah saya packing ini itu, dan saya juga menjual beberapa perabot rumah tangga saya, karena kebetulan kontrakan rumah kami sudah mau habis dan tidak diperpanjang. Suami akan kembali ke masa bujangnya, tinggal di kost.

Ya begitulah.. Banyak kerepotan yang saya alami selama proses itu. Tapi saya menikmati banget, karena suami saya selalu mendukung. Alhamdulillah...

Sunday, June 30, 2013

19 Weeks: "Aktif banget anaknya, Bu.." kata Sang Dokter Kandungan.

Sejak usia kehamilan (UK) memasuki 16 minggu, saya sudah merasakan gerakan-gerakan kecil di perut saya. Kalau kata dokter sih, pada kehamilan pertama gerakan bayi biasanya baru terasa setelah UK minimal 5 bulan atau 20 minggu. Lain dengan kehamilan kedua atau seterusnya, dimana gerakan sudah mulai terasa sejak UK sekitar 4 bulanan, yang dikarenakan dinding rahim sang ibu yang menjadi lebih peka setelah kehamilan pertama.

Kemarin saya mengunjungi dokter kandungan 'langganan' saya, dr. Tony Rumbayan, Sp.OG di RS Siloam Manado. Sedikit tentang sang dokter, orangnya asik banget! Penjelasan beliau sangat rinci dan mudah dimengerti oleh saya dan suami. Ditambah lagi, di akhir sesi konsultasi beliau selalu memberi pesan, "Kalau ada apa-apa jangan lupa BBM saya ya. Tanya. Jangan sungkan.". Memang saat sesi pertama konsultasi, beliau memberikan kartu nama pribadinya yang isinya lengkap: ada beberapa alamat praktik, beberapa nomor telepon yang bisa dihubungi dan pin BBM (Blackberry Messenger).

Sesi konsultasi kali ini seperti biasa dokter melihat kondisi janin saya melalui USG. Pemeriksaan USGnya pun cukup lengkap, dari mulai USG 2 dimensi, 3 dimensi, sampai 4 dimensi. Beliau mengukur besar tengkorak, berat janin, mengecek keadaan organ-organ, serta mengukur panjang head to rump janin (panjang janin belum dapat diketahui secara pasti karena posisi janin yang menekuk kakinya). Saat mengukur-ukur itu dokter agak kesulitan, soalnya bayi saya nggak mau diem. :D Lucu ya... Dia gerak terus, pecicilan. Hehehe... Dan saat dilakukan USG 4 dimensi, ditemukan lilitan tali pusat pada lehernya.

Saya sempat khawatir karena banyaknya cerita kurang baik mengenai lilitan tali pusat pada bayi. Tapi menurut dokter hal ini normal, karena bayi saya aktif, dan saat ini baru trimester ke-2. Masih banyak kemungkinan untuknya melepaskan lilitan tersebut. Dan ternyata, menurut dokter lilitan di leher itu tidak berpengaruh kepada bayi, karena sistem pernafasannya belum seperti kita pada umumnya. Bayi mendapatkan asupan oksigen dari ibunya, bukan dari pernafasan yang dilakukannya secara mandiri. Semoga tali pusat itu nggak menyulitkan kamu ya nak...

Pasca kontrol tersebut saya jadi sering ngajak ngobrol bayi saya, menyuruhnya untuk lebih hati-hati kalau bergerak agar bisa segera elepaskan lilitan tali pusat pada lehernya itu, juga agar nggak kelilit lagi dan agar tali pusatnya tidak membentuk simpul. Simpul tali pusat sangat merugikan bayi, karena dapat menghambat asupan makanan dan oksigen dari ibu ke bayi. Saya juga lebih mengusahakan peningkatan frekuensi saya membaca Al Quran, agar bayi saya selalu dilindungi Allah SWT. Semoga ya nak.... Aamiin...


Wednesday, June 19, 2013

Terapi Istighfar


Semoga sharing ini berguna bagi pasangan suami-istri Muslim yang mengharapkan kehadiran anak. Sekitar 5 bulan lalu, tepatnya bulan Februari 2013 atau 3 bulan setelah pernikahan saya, saya mulai khawatir karena saat itu belum ada pertanda saya hamil. Dimulai dari kekhawatiran adanya kemungkinan saya susah mendapat keturunan karena faktor genetik sampai khawatir adanya penyakit tertentu yang saya atau suami idap namun belum kami ketahui. Meski demikian, saya dan suami sepakat untuk berusaha secara alami dan mandiri dulu dengan berdoa kepada Allah, mengkonsumsi makanan bergizi dan mempelajari masa subur. Kami memutuskan untuk tidak konsultasi ke dokter atau mengkonsumsi obat tertentu sampai usia pernikahan 6 bulan.

Alhamdulillah doa kami didengar. Waktu itu saya membaca buku doa karangan Ust. Yusuf Mansur dan Amir Kumadin. Buku tersebut berisi doa berdasarkan Al Quran dan Hadist. Di dalamnya terdapat anjuran amalan doa bagi yang menghendaki keturunan. Ternyata ada banyak doa dalam Al Quran yang memohonkan agar memiliki keturunan, salah satunya bersumber dari QS. Nuh [71]: 10-12, dimana disebutkan bahwa dengan memohon ampun (beristighfar) kepada Allah SWT, maka akan dikirimkanNya hujan yang lebat, harta, anak-anak, kebun-kebun yang dialiri sungai-sungai.

Dalam buku doa itu, diceritakan bahwa orang-orang yang mengamalkan istighfar sebanyak 100x sehari sambil sungguh-sungguh memohon ampun kepada Allah serta memohon kepercayaanNya untuk segera memiliki anak, dalam siklus bulan yang sama permohonannya langsung dikabulkan Allah. Subhanallah..

Saya membeitahukan ayat tersebut kepada suami saya. Dan semenjak itu kami berusaha konsisten dan rutin mengamalkan istighfar dengan metode tersebut di atas sebanyak 100x setiap sehabis sholat wajib atau minimal sekali 100x sehari.

Barangsiapa yang meminta kepada Allah, pasti akan dikabulkan. Begitulah janji Allah. Alhamdulillah, dalam bulan yang sama, saya pun mulai merasakan adanya tanda-tanda kehamilan, dan sekarang usia kehamilan saya insyaAllah 17 minggu. :)

Saya pernah membagikan hal ini kepada salah satu sahabat saya, dan Alhamdulillah atas izinNya dalam bulan yang sama juga doanya dikabulkan Allah.

Mungkin kata-kata "dalam bulan yang sama doanya dikabulkan Allah" tidak berlaku sama bagi setiap orang. Namun kita sebagai Muslim harus percaya bahwa Allah akan memberikan sesuatu untuk  kita pada waktu yang menurutNya tepat. Semoga kita selalu dilindungiNya dan terhindar dari memohon kepada yang selain Allah.

Sunday, June 2, 2013

Expecting A Twin (?)

Alhamdulillah akhirnya mual dan muntah dan susah makan di trimester 1 kehamilan saya berangsur berkurang. Sekarang usia kehamilan saya sudah 15 minggu lho :)

Sebulan yang lalu, saya dikagetkan dokter obygyn. Saat saya kontrol ke-2, entah kenapa si dokter meng-USG saya lebih lama. Beliau sampai USG 4 dimensi segala. Padahal saya nggak minta! Dalam hati, "Waduh... Berapa pulak ini biaya yang harus saya bayar??". Fyi, USG pertama saya menghabiskan sekitar sejuta, dengan rincian: USG pake alat panjang itu (ohmygod!), print foto USG dan obat mual paten plus vitamin. Suami saya sih seneng-seneng aja ya untungnya. Hehehe... :D

Balik lagi ke soal tadi, ternyata oh ternyata si dokter pake USG 4D segala karena beliau mencurigai sesuatu. Dan setelah beliau melakukan USG tersebut dan mengetahui cukup pasti, beliau memberi tahu saya: "Wah, ibu kayaknya bakal kembar nih. Tapi ini janinnya belum berkembang baik, sedangkan yang satu sudah jauh lebih unggul perkembangannya". SUBHANALLAH!!!! Rasanya kaget dan senang bukan kepalang! Walau ada sedikit kekhawatiran pada si janin kecil mengenai ukurannya, saya tetap percaya pada kekuatan Allah. Allah Yang Maha Kaya.

Sepulang dari dokter, saya dan suami excited banget. Kami sama-sama berdoa memohon keridhoan Allah agar saya dapat melahirkan kedua bayi ini nanti. Mual, pusing, sakit punggung yang saya rasakan jadi terasa lebih ringan. :)

Sebulan pun berlalu. Tiba waktunya kembali ke dokter untuk kontrol rutin ke-3. Alhamdulillah terlihat si bayi organ luarnya sudah mulai sempurna, begitupun dengan organ dalamnya. Bayi dalam keadaan sehat dan aktif. Ajrut-ajrutannya itu lhooo yang bikin nggak tahan senyum.. :) Yang nggak kalah lucunya adalah sudah kelihatan wajahnya lewat USG 3D. Anakku ternyata udah bisa isep jempol. Hihihi... :D Terus lucuuuuu banget liat pipinya yang tembem, dan hidungnya yang mancung. Subhanallah, Allahuakbar... So adorable.... :)

Sayapun menanyakan tentang janin kedua. Dokter mulai mengusel perut saya dengan alatnya. Cukup lama... Dan katanya beliau nggak menemukan janin lain. Saya sedih... Kata dokter, karena perkembangan yang belum sempurna, menjadikan janin kecil saya akhirnya tidak bisa bertahan. Kalah oleh kakaknya yang lebih besar. :'(

Jujur saja saya sempat merasa lega. Saya sempat membayangkan pasti lebih banyak tantangannya saat mengurus anak kembar daripada hanya satu anak. Tapi di sisi lain saya juga merasa sedih...

Tapi saya percaya, inilah yang terbaik. Rencana Allah pasti nggak pernah salah. Insyaallah saya ikhlas dengan keadaan ini. Sedih memang sih.. Tapi begitu ingat prinsip bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik, Alhamdulillah saya bisa senyum kembali. :')

Wednesday, April 24, 2013

Ar-Rahman.. KuasaMu Simpel Tapi Berharga

Pagi ini saya kalut. Kalau bahasa jaman sekarang, pagi ini saya galau. Mual yang saya rasakan bikin frustasi. Sekedar menghangatkan masakan untuk sarapan suami saja saya jadi nggak mampu. Ditambah lagi saya sudah lebih seminggu nggak makan sayur karena stoknya habis di kulkas. Saya susah ke pasar, baunya bikin mual. Saya nggak tahan... :(

Saya akhirnya mengeluh sama suami, dan mendiskusikan kemungkinan saya untuk sementara pulang ke Bogor, demi asupan gizi saya. Setidaknya di Bogor lebih banyak alternatif makanan yang saya suka, dan di Bogor ada ART.

Di sisi lain, saya mengingat nasihat dokter yang melarang terbang sebelum usia kandungan 5 bulan, sementara saat ini kandungan saya baru 9 minggu. Galaulah saya. Saya tentunya nggak mau menyesali akibat buruk jika saya nggak menuruti nasihat dokter.

Tiba-tiba, di luar terdengar suara klakson yang terus menerus. Saat saya lihat, itu adalah tukang sayur!!! Subhanallah... Allah sungguh Maha Penyayang. Keberadaan tukang sayur itu belum pernah sekalipun saya lihat beredar di sekitar rumah saya sebelumnya. Kedatangannya pagi ini seperti secercah cahaya di ujung terowongan gelap. Hahaha... Lebay dikit gak apa lah.. Tukang sayur itu berarti banget buat saya, saya jadi bisa masak sayur tanpa harus ke pasar dan mual di sana.

Alhamdulillah... Terima kasih ya Allah....

Tuesday, April 23, 2013

Sick and Dizzy

Siapapun mungkin tau kalau di awal kehamilan itu sudah adatnya si ibu merasa mual dan pusing. Saya juga mengalami itu. Apakah saya lelah? Ya. Tapi, jika ditanya apa yang saya sangat inginkan berkaitan dengan yang saya alami sekarang, jawabannya adalah "Saya ingin anak saya sehat". Kalau Allah berkehendak saya harus mual, insyaallah saya kuat. Walaupun kalau Allah berkehendak menghapus rasa mual ini, saya anggap itu bonus. Yang penting, sehat terus ya nak.. :)

Monday, April 22, 2013

That's Life...

Kadang kangen sama kehidupan beberapa tahun lalu, dimana bersosialisasi masih sangat simpel. Mau komunikasi murah dengan teman, ada sms. Mau lebih hemat lagi, pake yahoo messenger. Social media pun hanya Friendster. Cukup, sederhana, simpel.

Sekarang banyak banget alternatif media kita saat mau mengirim pesan singkat. Ada bbm. Kalau gagal bbm, bisa pake whatsapp. Masih gagal juga, pake line. Dan masih gagalbuanyak alternatif lainnya.

Socmed juga banyak. Dari mulai Facebook, Path, Instagram, Twitter...

Ahh... Mungkin dengan semakin banyaknya socmed itu akan lebih menuntut kita untuk lebih bijak mengungkapkan pikiran dan pendapat. Karena biar bagaimanapun, akan tetap ada perbedaan antara komunikasi langsung dan komunikasi secara tertulis.

Semoga kita selalu dilindungi Allah SWT. Aamiin..

9 Minggu

Ya, menurut due date yang disampaikan dokter, sekarang bayi yang saya kandung umurnya 9 minggu. Kalau kata aplikasi di gadget saya, besar janin sekarang seperti buah anggur hijau. Aww.. Kecil banget ya... :)

Sebenarnya saya sudah sejak beberapa hari lalu berniat menulis semacam pregnancy journal. Tapi memang baru sempat dimulai sekarang karena kemarin- kemarin saya harus membiasakan diri dengan kondisi saya yang hampir tiap saat mual.

Well, pertama kali saya tau kalau saya hamil adalah karena saya melakukan test kehamilan di rumah. Begitu hasilnya positif, senangnya bukan main! Saya sampai mencium-cium stik testpacknya. Hahaha... Geli ya.. Tenang, saya sudah membersihkan itu dengan air dan sabun kok. Hahaha...

Saya jadi lebih suka makan. Porsi makan saya naik jadi 1,5-2 kali porsi biasa. Saya kira itu akan terus berlangsung. Ternyata tidak! Mulai masuk minggu ke-3 saya mulai merasa mual. Dan terus mual mual mual mual mual sampai sekarang.

Bayangin aja, nyium nasi matang, mual. Nyium bumbu masak, mual. Bahkan nyium bau cairan pencuci piring juga mual! Saya sempat panik, karena saat mual saya jadi nggak bisa makan apa-apa.

Suami saya pun jadi harus membujuk-bujuk saya untuk makan. Apapun yang sekiranya saya bisa makan, dia siapkan. Alhamdulillah suami saya baik sekali ya :)

Beberapa hari lalu mama saya sempat menginap 3 hari di rumah saya. Lewat nasihat dan saran beliau, saya menjadi sangat terbantu dan lebih termotivasi untuk memprovide apapun yang terbaik untuk bayi saya.

Saya ikutan forum Bumil & Busui teman-teman SMA saya. Alhamdulillah dari situ saya mendapat banyak informasi tentang kehamilan. Saya juga follow akun-akun beberapa dokter kandungan di Twitter.

Yah, kalau kata orang dinikmati saja prosesnya. Ini juga saya anggap latihan untuk lebih kuat, disiplin dan latihan menjadi seorang ibu. Saya berharap bayi saya tumbuh baik dengan fisik dan akhlak yang baik.

Semoga kita semua selalu dilindungi Allah SWT. Aamiiin...

Kesayangan

Saya sudah lama memanggil suami dengan beberapa panggilan mesra. Dari mulai panggilan romantis sampai panggilan aneh. Hahaha.. Kadang suami sebel juga sih. Gimana enggak, ini dia beberapa contoh panggilan sayang saya untuk suami:
1. Bee
2. Bibul
3. Mimul

Hahaha... Aneh ya kedengarannya. Saya sering juga menyingkat 'Mimul' jadi 'Mul' (dibaca emul). Kadang saya memanggilnya dengan sebutan Mas Mul. Hahaha... Jauh banget dari nama asli suami saya. :D

Tapi, kalau lagi pengen romantis banget, lagi mesra banget, lagi pengen banget nunjukin kalau saya sayang banget (atau kalau lagi ada maunya :p), saya selalu manggil suami saya dengan sebutan 'Kesayangan'. :) Itu sudah saya lakukan sejak kami menikah November 2012 lalu.

Romantis banget menurut saya. Coba deh.. Misalnya nih: "Eeh Kesayanganku sudah pulang kantor. Mau minum bandrek?"

:">

Ah saya jadi kangen si Kesayangan..

Sunday, April 21, 2013

Everybody Changing? You Sure?


Better Person

Better man.
Pasti pada tau lagunya Robbie Williams ini, yang rilis bertahun-tahun lalu. Ya, kita sebagai manusia biasa pastinya sangat banyak kekurangannya. Bahkan saat kita berniat memperbaiki diri, kadang itu terasa berat. Seringkali mungkin kita 'patuh' untuk tunduk pada aturan perbaikan diri tersebut, tapi ada juga kalanya kita lalai.

Saya sering mengalami itu. Memang tidak mudah, butuh niat untuk berubah dan niat untuk konsisten menjalani perubahan tersebut. Saya rasa saya masih termasuk golongan yang beruntung, karena saya punya seseorang yang nggak pernah bosan mengingatkan saya untuk menjadi manusia yang lebih bersikap dewasa dan lebih baik lagi.

Kalau saya lagi kumat ketidak-konsistenannya atau saya anggap dengan 'melakukan kesalahan', rasanya emosi saya sulit sekali dikontrol. Dan saya mulai melakukan hal-hal atau berkata-kata yang (kebanyakan) akan saya sesali kemudian. Lebih parah, saya mungkin sekali akan menulis sesuatu di akun sosial media saya. Tentunya bukan sesuatu yang baik :(

Menyesal? Pasti. Saya sadar perbuatan itu hanya memperburuk citra saya di mata banyak orang, khususnya orang-orang yang saya kenal.

Saya butuh curhat. Dan pada awalnya saya mengira kalau saya tidak memiliki seseorang yang bisa saya andalkan. 'Andalkan' disini saya definisikan sebagai seseorang yang bisa berpikir dalam sudut pandang saya sehingga tau apa yang saya butuhkan, dan tau cara menyampaikan nasihat atau saran yang baik bagi saya.

Sekali lagi, awalnya saya berpikir seseorang itu tidak ada. Tapi ternyata saya salah. Orang itu ada dan saya tau saya bisa mengandalkan dia. Saya berterima kasih pada Allah SWT yang sepertinya membuka jalan untuk saya agar bisa menjadi manusia yang lebih baik.

Orang itu adalah sahabat terbaik saya, yang menurut suatu dokumen telah sah menjadi suami saya. :)

Saya berusaha untuk tau diri. Sebagai feedback, saya ingin bisa menjadi manusia dan pribadi yang lebih baik, khususnya untuk beliau.

It's Been Three Years

Posting terakhir saya adalah bulan Juli 2010. Haha! 3 tahun lalu ya.. Pastinya banyak banget hal yang telah terjadi. Beberapa momen terbaik saya terjadi pada 3 tahun terakhir. :)

Mulai tahun 2010, tepatnya bulan Juli. Saya mendapatkan pekerjaan setelah saya lulus. Saya inget banget, hari pertama waktu itu sangat berkesan. Siapa sangka kalau waktu itu saya ketemu jodoh? Hahaha... :D

Setelah 2 tahun pacaran, akhirnya saya menikah :) Ini dia salah satu momen romantis saat saya menikah...


:">

Alhamdulillah, banyak aspek kehidupan saya yang jauh, bahkan sangat-sangat jauh membaik setelah menikah. Pastinya itu nggak lepas dari peranan suami saya yang selalu sabar membimbing saya. Ah, I love you so much Dear... :*

Seru banget waktu persiapan pernikahan, karena banyaknya keterbatasan saya dan suami saya. Waktu itu saya sebagai host dituntut pinter-pinter ngakalin banyak hal, mulai dari soal perias, catering, gedung, kostum, dll, dll, dll. Akhirnya saya memakai jasa sebuah Wedding Organizer (WO). Mungkin seru juga kalau kapan-kapan saya membahas khusus di blog tentang pernikahan saya :)

Karena adanya keputusan untuk menikah, saya harus resign dari pekerjaan saya. Kebetulan suami saya bekerja di institusi yang sama dengan saya (peraturan perusahaan melarang sesama karyawannya untuk menikah). Dan setelah menikah, saya 'diangkut' suami saya ke Bitung, Sulawesi Utara karena kebetulan beliau ditempatkan kerja disana.

Here I am now, as a new housewife.

Saya memulai pekerjaan baru saya. Dari mulai mengurus rumah, berbelanja, bayar tagihan, masak, dll, dll, dll. Saya sangat menikmati itu. Namun mungkin suatu saat, kalau situasi dan kondisinya memungkinkan, saya ingin sekali memiliki active income lagi.

Sayangnya, sudah 2 bulan lebih saya mengurangi pekerjaan saya sebagai ibu rumah tangga. Akhir-akhir ini saya sangat jarang melakukan beberapa pekerjaan tertentu seperti mengurus rumah dan memasak. Bukan karena malas atau bosan kok. Tapi karena adanya berita bahagia! Hehehe :D

Kira-kira 2 bulan lalu, saya merasa nggak enak badan. Saya ragu untuk meminum obat karena adanya suatu kecurigaan. Akhirnya, alih-alih meminta suami untuk membelikan obat, saya meminta untuk dibelikan test pack. Pagi-pagi, sehari setelah suami membelikan test pack tersebut, saya langsung pakai, dan Alhamdulillah, hasilnya positif!

Sekarang, saya sedang menikmati masa-masa hamil muda. Mualnya itu lhoooooooooo... Luar biaso! Tapi begitu ngelihat ini:


Subhanallah... Luar biasa banget rasanya. Akhirnya, foto ini menjadi obat paling ampuh saat saya sedang merasakan dampak negatif hamil muda (bad mood, mual berlebihan, pusing, etc). 

Semoga sehat terus ya nak, dan selalu dilindungi Allah SWT. Aamiin.....

Smell ya' later! ;D