“It is better to KNOW HOW TO
LEARN than to know” –dr. Seuss
Oleh-oleh PR minggu ini dari kelas
Matrikulasi IIP adalah ‘PRAKTIK’. :D Kali ini, praktiknya adalah membuat
Desain Pembelajaran. Saya akan
memulainya dengan sedikit menoleh ke belakang saat saya bersekolah formal
bertahun-tahun yang lalu, mencoba menjawab pertanyaan ‘bagaimana sih cara saya agar
nyaman dalam belajar?’.
Saya tipikal yang suka berpendapat,
dan selalu berbinar jika disuruh menjawab pertanyaan ‘jelaskan menurut anda’,
tapi tidak secara verbal. Saya lebih suka mengemukakan pendapat saya lewat
tulisan. Rasanya lebih bebas dan menenangkan. Saya ingat, waktu SD, saya tidak
mengerti dengan penjelasan guru di kelas saat pelajaran Sejarah. Saat ujian tiba,
saya mencari cara belajar yang pas agar saya tetap dapat menguasai
materi. Cara yang saya lakukan adalah membaca 2-3 kali materinya, kemudian saya
menuliskannya kembali. Ternyata cara itu cukup efektif bagi saya. Selain itu,
saya suka belajar sendirian, dalam kondisi yang tenang, dalam satu waktu
(semakin momennya tidak terinterupsi, proses belajar akan semakin efektif). Dan
lantunan musik favorit selalu menjadi teman saya saat belajar.
Melihat kembali misi saya di NHW4, dalam mewujudkannya saya telah menuliskan
beberapa ilmu pendukung yang saya pikir penting untuk dipelajari. Sejauh ini
yang ada dalam bayangan saya dan sudah saya lakukan adalah mempelajari
ilmu-ilmu pendukung tersebut lewat buku, artikel, dan pengalaman orang lain
yang sudah ahli atau yang sudah lebih dahulu mengalaminya. Satu hal yang sudah
terpikirkan namun belum saya lakukan adalah mencari guru ahli yang dapat
mendampingi perjalanan saya mewujudkan misi.
Selama ini, saya terbiasa
mempelajari teori dengan hanya sedikit sekali praktik. Ternyata itu bisa
dikatakan sebagai kekurangan saya. Kehidupan nyata/real life yang saya alami sekarang (terutama pasca menikah)
menuntut saya berhadapan dengan segala macam praktik kehidupan beserta
permasalahannya, dengan segala peluang dan risikonya. Sejujurnya, di waktu awal
pernikahan dan berhadapan dengan real
life, saya sempat merasa shock. Bahkan hingga saat ini, saya masih sering
shock, walaupun sudah lebih jarang dibanding dulu. Bagaimana tidak, saya yang dahulu
selalu memanjakan diri hanya dengan belajar teori dan tidak terbiasa
berpraktik, tiba-tiba dituntut oleh kehidupan nyata untuk berpraktik, tentu
dengan resiko yang langsung terasa dampaknya.
Saya adalah orang yang agak mudah
terpengaruh dan saya rasa ini perlu sedikit diubah. Jika ada sesuatu yang
bertentangan dengan prinsip atau pemikiran saya, secara naluriah saya akan
mencoba menerimanya dan memahaminya, dan secara tidak sadar malah kadang jadi mempengaruhi
pemikiran atau prinsip saya sebelumnya. Seringkali pada akhirnya saya
memerlukan waktu lebih untuk berpikir kembali tentang keputusan yang sudah saya
buat, bahkan kembali untuk memperbaiki step sebelumnya jika dirasa perlu. Bagi
saya, hal ini dapat menjadi kekuatan sekaligus kelemahan saya, namun
bagaimanapun, saya merasa harus punya kekuatan lebih untuk mempertahankan prinsip, dan itu
merupakan salah satu PR untuk saya.
Satu hal yang saya rasa sangat
penting dalam menentukan desain pembelajaran ini, yaitu dengan tetap
memperhatikan adab menuntut ilmu selama proses saya belajar. Kembali pada NHW1,
terutama ada 3 sikap yang perlu saya garis bawahi, yaitu (1) menghilangkan insanity
(doing the same thing over and over
again, and expecting different result –A. Einstein), yang erat kaitannya
dengan comfort zone, (2) berusaha keras menghidari FOMO (fear of missing out)
dan tegas mengatakan interesting, but
I’m not interested, (3) menghindari sikap merasa lebih paham saat ilmu
sedang diajarkan. Ya, saya sedang berusaha lebih baik lagi dalam ketiga hal
tersebut.
Berikut adalah rumusan Desain
Pembelajaran yang telah saya paparkan di atas.
”Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati
kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr 1-3)
Bismillahirrahmanirrahim,
semoga saya bisa konsisten mengaplikasikan desain pembelajaran ini dan semoga
suatu saat hal ini layak dicontoh oleh anak dan cucu saya.
No comments:
Post a Comment