Sunday, November 17, 2013

Ujian Allah Hanya Untuk yang Kuat Menjalaninya

Saya merasa malu sekali. Saya suka uring-uringan kalau merasa suami tidak care seperti biasa. Padahal saya tau dia begitu pasti karena hal-hal yang masuk akal. Maksud saya, suami saya nggak pernah dengan sengaja bersikap tidak care kepada saya.

Seperti weekend ini misalnya. Jadi waktu hari Jumat suami sedang ada tugas ke kantor induknya di Manado. Karena jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya di Bitung, ia memutuskan untuk menginap di tempat temannya di Manado, sekalian sowan dengan kawan-kawan di Manado karena memang sudah lama nggak ketemu.

Dengan demikian, berarti rutinitas suami untuk menelepon saya pasti jadi berkurang frekuensinya. Sebetulnya nggak masalah sih, tapi lama kelamaan saya jadi kesel sendiri. Bukan karena teleponnya, tapi karena saya jadi nggak bisa bercerita hal-hal yang kurang menyenangkan hari itu. Jadi numpuk lah, dan akhirnya bikin saya kesal sendiri.

Dipikir-pikir, kekanakan banget ya. Padahal sebagai seorang calon ibu, harusnya saya bisa bersikap lebih mandiri dan dewasa. Dan memang, saya juga yang rugi kalau nggak bisa memanage mood sendiri. Jadi kerasa deh kesel dan betenya, akhirnya ngambek ke suami. Habis mumet gitu rasanya.

Setelah suami menelepon pagi harinya dengan durasi yang cukup lama, barulah mood saya kembali baik. Ah dasar... Manja banget sama suami.. Hehehe

Setelah menyadari hal ini, saya mulai berpikir dan introspeksi lagi. Bersamaan dengan itu, seorang sahabat mengirim BBM ke saya, menceritakan kemalangannya. Jadi beberapa bulan lalu dia pernah dinyatakan positif hamil oleh dokter, tapi di bulan ke-3 dia keguguran. Kemudian 3 bulan setelah itu dia dinyatakan positif hamil lagi. Sayangnya dia ngeflek. Dugaan awal penyebabnya adalah karena dia kecapekan. Tapi setelah diteliti lebih lanjut ternyata dia hamil anggur (di luar kandungan) dan harus dikuret lagi. Saya sedih sekali mendengar kabar tersebut. Dia dan keluarga besarnya sangat menantikan kehadiran bayi di tengah-tengah keluarga, tapi Allah berkata lain. :'(

Setelah menerima kabar tersebut, saya jadi ingat cerita-cerita sedih dari beberapa temen dan sahabat tentang kehamilan mereka. Ada seorang teman kuliah yang sudah 3 kali keguguran di awal kehamilan, ada yang keguguran di usia kandungan 4 bulan, ada yang terpaksa melahirkan bayinya di usia 5 bulan karena ada organ penting yang tidak berkembang, ada yang detak jantung bayinya berhenti di usia 8 bulan, ada yang bayinya tidak bisa diselamatkan saat dia melahirkan.... Astagfirullah... :'(

Saya percaya mereka adalah wanita-wanita hebat, yang sanggup menjalani ujian dari Allah. Jelas banget di Al Quran kalau Allah nggak akan ngasih ujian diluar batas kemampuan manusia.

Mungkin kalau saya yang ada di posisi mereka, saya nggak akan sanggup. Lha cuma nggak ditelepon suami aja saya sedih kok... Ya ampun, cengeng banget sih saya. Dan sekarang, setelah berintrospeksi, insyaAllah saya bisa lebih menysukuri segala kelancaran dan kemudahan yang telah saya dapatkan selama hamil ini.

Sekarang usia kehamilan saya sudah 38 minggu, sudah sangat cukup umur bayinya untuk dilahirkan. Alhamdulillah tinggal nunggu mulesnya aja nih. Semoga Allah memurahkan rezeki saya untuk dapat melahirkan dengan selamat, sehat dan lancar. Semoga bayi saya dan saya kuat. Semoga suami saya dapat pesawat yang jamnya pas untuk menuju Bogor dan sempat mengazankan bayi kami nanti.

Aamiin....
Laa haula walaa quwata illa billah

No comments: